Penulis:
Geanny Ratu Septeohani | Jeyhan Ginting | Rahelin Sirait | Rona Versonita
Geanny Ratu Septeohani | Jeyhan Ginting | Rahelin Sirait | Rona Versonita
Dalam kegiatan Observasi dan wawancara kelompok kali ini, kami tertarik mengamati dan menelusuri komunitas para pecinta alam, yang salah satunya adalah komunitas “Nol Derajat Indonesia”. Menurut kami, Komunitas itu sendiri adalah satuan sosial yang didasari oleh lokalitas, mempunyai ikatan solideritas yang kuat antar anggotanya sebagai akibat kesamaan tempat tinggal, memiliki perasaan membutuhkan satu sama lain, serta keyakinan tanah di mana tempat mereka tinggal memberikan kehidupan kepada mereka (Community Sentiment). Unsur-unsur sentimen komunitas terdiri dari: Unsur perasaan, unsur sepenanggungan dan unsur memerlukan. Berikut hasil penelusuran kami:
NDI(Nol Derajat Indonesia) merupakan komunitas jelajah nusantara yang mengangkat keunikan dan kearifan Indonesia yang berbasis pada pengetahuan dan sentuhan kepada masyarakat. Nol Derajat Indonesia merupakan gabungan dari masyarakat yang respect terhadap alam dan mempunyai hobi unik untuk menjelajah nusantara dengan cara backpaker (pengusahaan biaya seminimal mungkin). NDI lebih berorientasi pada program pelestarian alam dan budaya. Wawancara dilakukan langsung oleh ketua Komunitas yaitu Yoki Rendra Priyantoko. Alamat Base Camp: Jl. Kesatuan No. 11, RT: 11, RW 01, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatann. No telp. : 081393255967.
Pada awal pembentukan, NDI belum mempunyai sistem pengorganisasian dengan jelas karena semua kegiatan ditangani oleh Ketua Komunitas yaitu Yoki Rendra dan Bendahara Umum yaitu Dinar Rahmi dan bantuan dari orang-orang terdekat. Namun mulai 2012, mulai ada struktur pengorganisasian sederhana karena jumlah anggota bertambah dan program yang dijalankan semakin banyak.
NDI merupakan komunitas yang memiliki struktur pengurusan sederhana yaitu:
Ketua: Yoki Rendra Priyantoko
Bendahara Umum: Dinar Rahmi
Koordinasi Lapangan: Ayi Pamungkas
Koordinasi Publikasi: Diah Ningrum
Quality Control: Ajeng Rahmani Rijadi
Dokumentasi: Muhamamad Rosyid Akbar
Divisi Trip Leader (terdiri dari anggota yang mahir dalam mempimpin perjalanan)
Anggota
Kemudian NDI ini merupakan komunitas yang independen dari intervensi atau kepemimpinan pihak lain, sehingga NDI dapat bebas melakukan kerjasama dan hubungan dengan komunitas lainnya yang sesuai atau mendukung program yang dijalankan oleh NDI. Dalam keanggotaannya. Sebanyak 1422 orang telah resmi terdaftar . Anggota yang masih aktif (dengan rata-rata pernah mengikuti program maupun trip sebanyak 3 kali): kurang lebih 300 orang. Sedangkan anggota inti yaitu yang membantu kepengurusan program dan kegiatan kurang lebih 50 orang.
NDI merupakan komunitas yang menjaring anggota secara umum dan sebanyak-banyaknya dengan dasar kesamaan hobi travelling, backpaker, maupun respect terhadap alam dan budaya Indonesia.
1. Jangkauan wilayah keanggotaan NDI adalah wilayah jabodetabek yang lebih menitikfokuskan pada para mahasiswa maupun para pekerja muda yang memiliki ketertarikan alam dan budaya serta tenaga lebih untuk melakukan perjalanan alam.
2. Administrasi dan Keuangan
3. Sejarah Pembentukan Kelompok/ Komunitas
Selain program-program besar yang pernah dilakukan, Komunitas ini juga mempunyai beberapa agenda rutin yang dilakukan minimal 2 bulan sekali, diantaranya:
5. Hubungan di dalam Komunitas
Sebenarnya komunitas ini memiliki anggota inti yang aktif dalam kepengurusan program dan perjalanan kurang lebih 50 anggota. Hubungan antara anggota inti tersebut dapat dikatakan dekat karena mereka berkumpul tidak hanya berkaitan dengan kegiatan NDI namun juga kegiatan lainnya misalnya seperti refreshing, menghadiri berbagai acara bersama dan lain sebagainya. Namun mereka juga sebagian besar mengenal anggota lainnya yang pernah mengikuti program maupun perjalanan. Karena perekrutan anggota sifatnya bebas, sehingga wajar jika ada anggota yang tidak mengenal satu sama lainnya. Namun anggota NDI yang masih aktif hingga sekarang dapat dikatakan solid dalam berbagai kegiatannya.
NDI merupakan komunitas yang menjaring anggota secara umum dan sebanyak-banyaknya dengan dasar kesamaan hobi travelling, backpaker, maupun respect terhadap alam dan budaya Indonesia.
1. Jangkauan wilayah keanggotaan NDI adalah wilayah jabodetabek yang lebih menitikfokuskan pada para mahasiswa maupun para pekerja muda yang memiliki ketertarikan alam dan budaya serta tenaga lebih untuk melakukan perjalanan alam.
2. Administrasi dan Keuangan
- Tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi anggota.
- Menjadi anggota dapat dilakukan dengan cara mengikuti program maupun trip yang dilaksanakan oleh komunitas ini. Selain itu bisa dilakukan dengan bergabung ke dalam grup NDI yang sudah disediakan dalam beberapa media sosial.
- Selain itu tidak ada kartu anggota. Anggota dapat mengidentitaskan diri sebagai anggota NDI dapat dilakukan dengan memakai pernak-pernik NDI yang diberikan seperti memakai PIN yang diberikan oleh NDI pada saat melangsungkan program maupun perjalanan.
- Tidak ada iuran rutin yang dibebankan kepada anggota karena biaya untuk melakukan program maupun baksos didapatkan dari sumbangan anggota dan biaya perjalanan alam didapatkan dari “biaya perjalanan” yang ditetapkan anggota untuk para peserta. NDI disini juga mempunyai orientasi profit dimana setiap menjalankan program maupun perjalanan, para pengurus komunitas mengambil sedikit keuntungan dari peserta yang keuntungan tersebut digunakan untuk membeli peralatan alam seperti tenda, senter, matras dan lain sebagainya yang bisa dipinjam oleh anggota.
- Sistem pendanaan NDI menganggap bahwa dengan mengikuti program NDI maka akan membantu pendanaan komunitas ini untuk menjaga keberlangsungan program dan perjalanan selanjutnya.
- NDI juga tidak pernah menerima sumbangan dari pihak luar kecuali pihak lain yang terlibat dalam program misalnya komunitas atau lembaga yang membantu dan mendukung program yang sedang dijalankan oleh NDI.
3. Sejarah Pembentukan Kelompok/ Komunitas
- Komunitas ini awalnya didirikan oleh 2 mahasiswa Universitas Indonesia yaitu Yoki dan Dinar. Mereka diperkenalkan oleh mahasiswa FISIP UI yang mempunyai visi tentang pemberdayaan lingkungan dan budaya. Sehingga dari diskusi tersebut, Yoki dan Dinar sepakat untuk mendirikan komunitas Nol Derajat Indonesia yang mulai di launching untuk umum pada akhir tahun 2010.
- Mereka mulai merekrut teman-teman terdekat yang mempunyai respect terhadap alam dan budaya Indonesia sehingga mulai menciptakan struktur organisasi sederhana untuk menjalankan sebuah program. Komunitas NDI ini menggunanakan media sosial seperti facebook, twitter, blog dan website untuk menarik anggota dan memperkenalkan lebih jauh tentang komunitas tersebut. Media sosial utama yang digunakan adalah facebook yang dapat ditemukan di https://www.facebook.com/groups/nolderajatindonesia/?ref=ts&fref=ts. Sehingga Facebook tersebut dianggap menjadi jalan utama untuk mengembangkan komunitas dan jaringan anggotanya.
- Menurut Yoki sebagai ketua komunitas, komunitas ini tidak memiliki kendala yang berarti karena komunitas ini lebih terbuka untuk siapa saja dan dari segi pendanaan juga didapatkan dari anggotanya sendiri.
- Tujuan utama pembentukan kelompok adalah untuk memperkenalkan dan melestarikan keindahan alam dan budaya di Indonesia. Selain itu, NDI juga bertujuan untuk menggabungkan para peminat perjalanan alam sehingga mereka dapat terus berpetualang dengan biaya semininal mungkin yang didapatkan dari para anggota yang juga ikut dalam perjalanan. Namun di sisi lain, NDI juga menjalankan banyak program sosial sebagai respon keprihatinan para anggota terhadap kerusakan alam dan pergeseran budaya yang mengalami kemunduran.
- NDI merupakan komunitas yang anggotanya bersifat voluntering, bukan lembaga profesional, berorientasi pada profit yang digunakan untuk keberlangsungan komunitas dan program-programnya, dan bentuknya adalah informal.
- Aktivitas Komunitas
- NDI merupakan komunitas yang lebih mengutamakan edukasi tentang kelestarian alam dan kearifan budaya lokal yang ada di Indonesia, sehingga NDI mempunyai agenda rutin untuk melakukan travelling ke wilayah-wilayah yang mempunyai pembelajaran serta keindahan alam dan budayanya. Setiap program maupun perjalanan yang dilakukan pasti memiliki edukasi bagi anggotanya terkait tentang alam dan budaya itu sendiri. Selain itu, NDI merupakan komunitas yang terbuka untuk umum sehingga anak-anak, remaja bahkan orang tua dapat mengikuti program maupun perjalanan yang diinginkan. Sehingga anggota yang mengikuti perjalanan selain mendapatkan pembelajaran juga dapat menikmati keindahan alamnya. Namun disisi lain, NDI juga beberapa kali melakukan agenda sosial, progam besar mengenai bakti sosial yang pernah dilakukan NDI diantaranya:
- Progam Pertama yang dilakukan NDI adalah Transplantasi Terumbu Karang di Pulau Tidung, Taman Nasional Kepulauan Seribu di Provinsi DKI Jakarta pada 9 Januari 2011. Tujuannya adalah memberikan edukasi sekaligus menjaga kelestarian terumbu karang di pulau tersebut kepada anggota dan masyarakat setempat. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 30 anggota yang didalamnya terdiri dari berbagai kalangan yaitu aktivis Earth Our, Mahasiswa IPB yang juga sedang mengadakan riset, dan lainnya. Pada program pertama ini, struktur kepengurusan belum terperinci sehingga dalam program pertama ini, Yoki dan Dinar yang menangani segala kepengurusan dalam program ini.
- Program selanjutnya adalah “Program Pengenalan Air Bersih untuk Anak Jalanan di Curug Nangka”. Program ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 dengan bekerja sama dengan komunitas lain yaitu “Komunitas River for Life”. Program ini bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pembelanjaran mengenai pentingnya keberadaan air bersih. Selain itu, program ini juga memberikan edukasi kepada anak jalanan untuk mempertahankan sumber mata air yang bersih serta kelestarian hutan yang juga berfungsi terhadap penyediaan air bersih.
- Program selanjutnya adalah program Camping Ramadhan yang diadakan pada bulan Agustus 2012. Program ini dilaksanakan selama 2 hari dengan melakukan camping di Curug Seribu, Gunung Bunder, Bogor. Program ini ditujukan kepada anak bimbingan (adek-adek asuh) di Rawa Malang dengan tujuan untuk memberikan mereka edukasi tentang ibadah di Bulan Ramadhan seperti berpuasa, sholat tarawih dan membaca Al-Quran bersama-sama dan lain sebagainya dengan suasana alam. Sehingga program ini diharapkan dapat meningkatkan semangat ibadah anak-anak dengan cara baru yaitu dengan melakukan camping dan menawarkan suasana alam bagi anak-anak tersebut.
- Program selanjutnya adalah Program Bantuan Air Bersih untuk Korban Kekeringan di Pacitan, Jawa Timur. Progam ini dilangsungkan pada bulan September 2012 dimana pada saat itu sedang ada bencana kekeringan parah yang melanda beberapa daerah di Pacitan. Program ini bekerja sama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pacitan dengan tujuan untuk memberikan pertolongan bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih. Selain itu, program ini juga memberikan edukasi untuk menemukan sumber mata air bersih dan memberikan penjelasan perlunya menjaga kelestarian alam seperti sungai dan hutan untuk menjamin keberlangsungan hidup manusia seperti keberadaan air bersih, udara dan lain sebagainya.
- Program selanjutnya adalah transplantasi karang di Ujung Kulon, Jawa Barat untuk menyambut Hari Bumi pada tanggal 22 April 2013. Acara ini sudah dilakukan sebulan sebelum peringatan hari bumi yaitu pada bulan Maret 2013. Acara tersebut memiliki beberapa rangkaian seperti konservasi penyu dan hiu di Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu dan Transplantasi Karang dan Konservasi Penyu di Ujung kulon.
Selain program-program besar yang pernah dilakukan, Komunitas ini juga mempunyai beberapa agenda rutin yang dilakukan minimal 2 bulan sekali, diantaranya:
- Ekspedisi Taman Nasional Kepulauan Seribu. Ekspedisi ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa keindahan Kepulauan Seribu perlu dipertahankan karena seiring perkembangan jaman, banyak ancaman yang dapat merusak keindahan dan kelestarian kepulauan tersebut. Selain itu, ekspedisi ini mempunyai tujuan untuk melakukan penanaman bakau yang dilakukan bersama Dompet Duafa. Selain itu, ekspedisi ini juga memberikan edukasi sejarah misalnya di pulau Damar, Onrust, Cipir, dan Kelor yang terdapat situs peninggalan Belanda pada masa penjajahan di Indonesia seperti mercusuar Belanda, benteng pertahanan, sisa bangunan perkantoran belanda dan lain sebagainya. edukasi sejarah dilakukan oleh ketua komunitas yang merupakan lulusan dari Arkeologi Universitas Indonesia.
- Ekspedisi Baduy, Banten. Ekspedisi ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi tentang kearifan budaya masyarakat Baduy khususnya dalam menjaga kelestarian alam.
- Ekspedisi Krakatau, Lampung. Perjalanan ini bertujuan untuk memperkenalkan keindahan Laut dan Gunung Berapi yang ada di kawasan tersebut.
- Ekspedisi Gunung Padang, Jawa Barat. Perjalanan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi tentang situs sejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Ekspedisi ini menghadirkan dr. Ali Akbar lulusan Arkeologi Universitas Indonesia sebagai narasumber untuk menjelaskan kepada anggota yang mengikuti perjalanan sehingga sejarah yang dipaparkan akan lebih lengkap dan jelas.
- Ekspedisi Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Ekspedisi ini bertujuan untuk melakukan perjalanan alam dan menikmati keindahan suasana hutan dan pegunungan di wilayah tersebut.
- Ekspedisi Goa Pindul, Yogyakarta. Ekspedisi ini bertujuan untuk melakukan Cave Tubing atau body rafting di goa tersebut. ekspedisi ini menawarkan pengalaman yang berbeda kepada anggota karena anggota dapat menyusuri dan menikmati keindahan goa dengan menggunakan ban ataupun pelampung sehingga anggota dapat menikmati keindahan goa lebih dekat.
- Ekspedisi Bromo, Jawa Timur. Ekspedisi ini ingin mengeksplorasi keindahan alam Pegunungan Bromo Jawa Timur serta mengenalkan budaya masyarakat lokal yang kental dengan prosesi maupun upacara keagamaan Hindu.
5. Hubungan di dalam Komunitas
Sebenarnya komunitas ini memiliki anggota inti yang aktif dalam kepengurusan program dan perjalanan kurang lebih 50 anggota. Hubungan antara anggota inti tersebut dapat dikatakan dekat karena mereka berkumpul tidak hanya berkaitan dengan kegiatan NDI namun juga kegiatan lainnya misalnya seperti refreshing, menghadiri berbagai acara bersama dan lain sebagainya. Namun mereka juga sebagian besar mengenal anggota lainnya yang pernah mengikuti program maupun perjalanan. Karena perekrutan anggota sifatnya bebas, sehingga wajar jika ada anggota yang tidak mengenal satu sama lainnya. Namun anggota NDI yang masih aktif hingga sekarang dapat dikatakan solid dalam berbagai kegiatannya.